Di masa yang silam dulu, pernah ku punya sebatang lilin terakhir
Menjadi cahaya bagi tamu tak diundang seperti kegelapan
Terlanjur aku nyalakan sebatang korek, lalu membakar sumbunya
Perlahan, dan akhirnya lilin jadi lelehan
Saat ini, aku berpikir akan ku apakan lelehannya
Jika saja lilin ini seperti kayu bakar yang menjadi abu
Pasti kan ku biarkan ia terbang bersama angin
Bukan kubiarkan mengeras dan terdampar tak bernyawa seperti ini
Seorang kakek tua datang menghampiriku dan memberikanku sekotak lilin
Ia berkata "kau butuh lebih dari satu lilin untuk mengerti sebuah cahaya. Dan kau harus terdampar ribuan kali untuk mengerti sebuah pengorbanan"
Aku termenung, terdiam di bawah terang malam
mencari makna sebuah sajak kakek tua
No comments:
Post a Comment