Sunday, September 28, 2014

Lirik dan Kunci Gitar Tito – Ku Benci Kau Dengan Cintaku

[intro] G D 4x

G                  D
Mungkin takdir ini terlanjur menunggu
G             Bm
Diriku tak dapat menghindari
Em                  F#m
Walaupun seribu bintang tinggalkanku
G             Bm
Dan mentari tak bersinar
Em              F#m
Aku takkan mampu tuk lepaskanmu
G      F#m       Em
Mencoba sejenak ungkapkan
Bm           F#m       A
segalanya yang telah terjadi

[chorus]
Bm     G    A          D
Duhai cinta tataplah aku di sini
Bm    G     A
tetap menatapmu
Bm    G     A           D
Walau perih terus kau sakiti aku
Bm      G    A
Tetap mengharapmu

[intro] G D 2x

G                 D
Mungkin benar bila aku tak berarti
G           Bm
Dan dirimu terlalu berarti
Em                F#m
Walaupun pekatnya bulan gelapkanku
G               Bm
Dan pelangi tak berpijar
Em               F#m
Wajahmu terlalu indah tuk kubenci
G       F#m   Em
Dan kuterus mencintaimu
Bm      F#m     A
Engkau terus melupakan ku

[chorus]
Bm     G    A          D
Duhai cinta tataplah aku di sini
Bm    G     A
tetap menatapmu
Bm    G     A           D
Walau perih terus kau sakiti aku
Bm      G    A
Tetap mengharapmu

[interlude] Bm G D A 4x

[chorus]
Bm     G    A          D
Duhai cinta tataplah aku di sini
Bm    G     A
tetap menatapmu
Bm    G     A           D
Walau perih terus kau sakiti aku
Bm      G    A
Tetap mengharapmu

[overtone]
C#m    A    B          E
Duhai cinta tataplah aku di sini
C#m   A     B
tetap menatapmu
C#m   A     B           E
Walau perih terus kau sakiti aku
C#m     A    B
Tetap mengharapmu

[outro] A E 2x - See more at: http://lirikdankuncigitartop.blogspot.com/2014/02/lirik-dan-kunci-gitar-tito-ku-benci-kau.html#sthash.MeBdSECa.dpuf

Sajak Kakek Tua

Di masa yang silam dulu, pernah ku punya sebatang lilin terakhir 
Menjadi cahaya bagi tamu tak diundang seperti kegelapan 
Terlanjur aku nyalakan sebatang korek, lalu membakar sumbunya 
Perlahan, dan akhirnya lilin jadi lelehan 
Saat ini, aku berpikir akan ku apakan lelehannya 
Jika saja lilin ini seperti kayu bakar yang menjadi abu 
Pasti kan ku biarkan ia terbang bersama angin
Bukan kubiarkan mengeras dan terdampar tak bernyawa seperti ini

Seorang kakek tua datang menghampiriku dan memberikanku sekotak lilin
Ia berkata "kau butuh lebih dari satu lilin untuk mengerti sebuah cahaya. Dan kau harus terdampar ribuan kali untuk mengerti sebuah pengorbanan"
Aku termenung, terdiam di bawah terang malam
mencari makna sebuah sajak kakek tua

Pelangi Yang Tak Dirindukan Hujan

Sampai kapan mau tersesat di jalan? 
Memang aku yang tak mau terbangun dari kenyataan 
Biar berjuta sajak jiwa tercipta 
Hampa terus menyapa, perlahan mengikis rasa 

Menunggu saatnya? Sampai kapan? 
Toh, pelangi mungkin tak dirindukan hujan 
Sambut saja mentari yang beri kehangatan 
Walau perlahan terasa menyakitkan

Bukankah lebih baik jika sakitnya
Kau rasakan di awal permulaan
Hingga tak ada pilu yang terkenang
Hanya cukup bebaskan

Biarkan berkeliaran
Mencari apa yang tak pernah ditemukan
Nikmati setiap hembusan
Inilah kehidupan

Thursday, September 25, 2014

Lalu apa?

tak mudah, bukan terlalu sulit
ini bimbang, mencari dan terus mencari
apa yang sebenarnya dicari?
apa yang sebenarnya diinginkan?
ini pertanyaan butuh satu jawaban
atau mungkin tak pernah ada jawaban

terperangkap atau memang tak pernah mencoba
berusaha terlalu keras atau terlalu takut
tulus atau obsesi
ambisi atau dari hati yang sepi

Tuesday, September 23, 2014

Aku Benci Kisah Yang Pagi

Aku benci pagi, karena sejuknya bangunkan ku dari mimpi tentangmu
Aku benci mentari, sinarnya terlalu terang untukku kembali lelap
Ah… aku benci air yang basahi peluhku, dinginnya mampu lupakkan semua
Pagi ini aku ingin teriak biarkan dentuman dadaku menggema

Pagi ini kau dimana? Entah… kau menghilang setiap fajar memanggil
Kau bagaikan mimpi, menyentuh ku dimalam hari dan menghilang saat ku buka mata
Seperti angin yang tak terlihat, mampu getarkan relung kalbu ku yang beku
Ah kau dimana? Beraninya kau berlari setiap pagi bernyanyi
Aku benci matahari menghianati pagi

By: Dimas Tjandra



Dia Yang Terasing

Hanya dengan memandangi punggung dirinya saja hati dia sudah berbunga-bunga. Entah sejak kapan pertemuan dengan dirinya menjadi sesuatu yang selalu dinanti-nantikan. Sepercik kilasan saat melewati hari-hari bersama dirinya menambah suasana semakin manis. Bersatunya mereka itu adalah sebuah rahasia Tuhan yang entah akankah seperti itu jadinya atau tidak. Dia mendambakan dirinya, terlalu mendamba dirinya. Tapi menunggu gayung bersambut itu bagai hal yang mustahil. Dirinya bagaikan bintang yang bersinar terang di langit malam, dan dia bagai setangkai bunga liar yang tumbuh begitu saja dipinggir jalan. Jangankan sang bintang, rumputpun enggan melirik pada dia. Begitulah nasib dia yang terasing.

Tuesday, September 9, 2014

Aku ingin

Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api
Yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat
Disampaikan awan kepada hujan
Yang menjadikannya tiada

Sunday, September 7, 2014

Biar Tak Ada

Patahkan saja dahannya biar tak ada tempat bersandar
Lelehkan saja lilinnya biar tak ada cahaya dalam gelap
Kotori saja kertasnya biar tak ada tempat untuk merajuk
Lupakan saja naskahnya biar tak ada cerita dalam drama

Seperti Aku

Seperti aku yang suka hujan
Saat awan luruh bersama harapan
Seperti aku yang suka lilin
Beri hangatnya dalam dingin
Seperti aku yang suka kelabu
Berubah menjadi warna dalam ragu
Seperti aku yang suka kamu
Biar Tuhan yang tahu

Dalam Aku

Aku diriku
Aku dalam diamku
Aku dalam tawaku
Aku dalam dukaku
Aku dalam sukaku
Aku dalam sakitku
Aku dalam ceriaku
Aku dalam inginku
Aku dalam lemahku
Aku dalam hatiku
Aku dalam hampaku
Aku dan kesendirian

Jika Bila Apa

Jika daun tlah gugur tinggalkan dahan
Apa masih ia bertahan?
Jika lilin telah lunak karna api
Apa masih ia berdiri?

Aku masih bisa berdiri
Bila mampu kaki ini
Aku masih bisa bertahan
Bila hati ini mapan

Andai ia

Hati tak pernah berkata
Andai ia punya mulut mungkin ia akan berbicara
Cinta tak berbentuk nyata
Andai ia berwujud mungkin ia akan menyapa

Hati yang lelah
Atau waktu yang telah mengubah
Cinta yang salah
Atau diri yang telah gundah

Menanti Senyuman

Ingin rasanya jujur, mengatakan apa yang terpendam, mengungkapkan apa yang tersirat
Namun kadang ada perasaan yang akan terluka ketika semua terbuka, hanya diam yang bisa dilakukan
Sampai kapan ku harus tetap seperti ini? bertahan, mengerti, memahami, mendengarkan, bersabar, namun mereka tak ada balasan
Kesepian, kegundahan, kegalauan, kepedihan, semuanya tertata rapi dalam hati yang rapuh berantakan
Berharap suatu saat kan datang seseorang yang memberi ketenangan, tak ada lagi kesedihan
Menanti senyuman kebahagiaan

Jangan Sembarang

Jangan sembarang menyentuhnya
Kita tak pernah tau seberapa rapuh dirinya
Pelajari tiap centi dirinya
Tapi jangan kau kupas kulitnya saja
Kau cicipi rasanya
Agar kau bisa rasa apa yang ia punya

Seperti itu

Seperti bunga
Mengharumkan dan mengindahkan
Seperti air
Mengalir mengisi ruang2 yang kosong
Seperti angin
Menyejukkan hawa yang hampa
Seperti hujan
Memberi jawaban di tengah kekeringan
Seperti matahari
Meyinari kegelapan
Seperti udara
Tombak utama kehidupan

Sederhana

Kebahagiaan yang merekah itu terukir manis di senyumannya
Sapanya bagai hangat sang mentari menghapus semua dinginnya hari
Aku ingin mereka begitu untuk selamanya
Menemani dikala suka dan duka diri
Permintaan yang sederhana
Sesederhana hidup jika ikhlas selalu di hati

Begitu Saja

Kata-kata itu terlintas dan menari-nari sejenak di kepalaku
Seperti tersihir jari-jari dan hatiku
Mulai ku coba untuk merangkainya
Mereka sering bertanya apa makna sesungguhnya bagi diriku
Aku tak tahu
Aku hanya menulis apa yang terlintas dan terlihat
Sempat aku bertanya-tanya
Apa mungkin itu yang benar ku rasa atau memang tak punya makna
Lalu siapa yang dapat menjawabnya?
Diriku?

Bila Aku Jatuh Cinta

Bila aku jatuh cinta
Aku mendengar nyanyian
Seribu dewa dewi cinta
Menggema dunia

Bila aku jatuh cinta aku
Aku melihat matahari
Kan datang padaku
Dan memelukku dengan sayang


By : Nidji

Seperti Apa Aku Dikenang Nanti?

Seperti apa aku akan dikenang nanti?
Satu pertanyaan yg akan terjawab nanti
Saat burung2 terus berkicau
Menyampaikan kabar buruk itu ke seluruh penjuru
Saat mata ini tak mampu melihat bulan dan matahari
Saat hidung ini tak mampu merasakan udara di bumi

Hati Yang Berteriak

Ketika kaki ini lelah melangkah dan mulut ini memulai untuk mengeluh terbayang sekilas jejak yang telah ku buat dan jalan panjang yang telah dilewati
Sungguh jika aku mengeluh dan menyerah, tak pantaslah udara ini ku hirup lagi tak pantaslah darah ini terus dipompa
Tak terhingga peluh yang telah menetes tak pernah sia-sia harusnya ku gunakan
Hati ini menangis, terasa perih ketika mengingat timbunan perbuatan tak bermanfaat yang telah dilakukan
Malu rasanya ketika bisa memberi semangat, berbagi nasihat kepada sebaya jika hal itu tak jua dilakukan sendiri
Sedih rasanya ketika mengingat semua ucap yang terlalu tajam mengiris luka di hati kalian
Ingin hati ini berteriak dan mengatakan yang sesungguhnya, yang sebenarnya diinginkan, yang seharusnya dilakukan, yang seharusnya dihindarkan
Tapi semua itu punya batas sebagai sebuah rahasia
Hanya maaf, air mata, senyuman dan pelukan yang bisa ku tunjukkan dan ku berikan
Tidak lebih, tapi aku tahu itu cukup.

Tulisan Tanpa Pesan

Seperti lagu itu, liriknya berkata kita seperti sepatu selalu bersama tak pernah bersatu
Kita tak bisa melangkah satu arah, aku ke kanan dan kau ke kiri
Aku suka lagu itu, seperti kisah ku dan kamu
Mungkin ingin bersama, tapi kisah cinta itu tak selalu begitu
Jika tiba saatnya nanti, jarak dan waktu tak akan pernah berarti
Jauh di mata dekat di hati, seperti detak jantung yang tak pernah berhenti, dan selalu bersamaku tiap ku pergi
Bukan berlagak puitis dan romantis, atau seperti galau dan mellow
Ini hanya sebuah tulisan, tak punya pesan
Seperti pelangi tanpa hujan

Untukmu Teman

Terimakasih telah menjadi awan yang menghalang teriknya mentari
Terimakasih telah menjadi sandaran yang memberi kenyamanan ketika lelah tak mau pergi
Terimakasih telah menjadi payung yang siap menepis hujan di sudut mata ini
Terimakasih telah menjadi bulan yang menerangi perjalanan sunyi di malam yang sepi

Maafkan aku jika tak bisa menjadi mentari yang menghangatkan
Maafkan aku jika tak bisa menjadi sandaran jika lelahmu tiba-tiba datang
Maafkan aku jika tak bisa menjadi payung yang selalu sedia sebelum hujan tangisan
Maafkan aku yang tak bisa menjadi bulan yang menemani gelapnya malam dalam kesendirian

Jika Detik Itu Tiada

Jika detak jarum jam tlah berhenti
Kau bisa buka catatan itu
Setidaknya merasakan apa yang tlah ku tuliskan
Di sana ada semua pesan yang tak sempat dan mungkin diungkapkan
Udara yang terasa beku nanti hanya aku yang bisa rasakan
Tetapi kehangatan kalian tak akan pernah dapat terlupakan
Cukup kenangan yang terulang, dan doa yang kau kirimkan
Menjadi ketenangan dalam dunia kita yang nanti berbeda

Aku Terjebak Di Angka Empat

Saat pintu hampir tertutup rapat
Ia datang melesat
Ku jatuh lagi dalam sekejap

Entah benar terjebak dalam sesaat
Diri ini ragu untuk kembali tersesat
Tapi berharap tersesat di pelabuhan yang tepat

Jika hujan kan datang dengan lebat
Ku harus membuka payungku dengan cepat
Agar sakit dapat ku hambat

Pagi Yang Lembut

Mata ini terbuka sesaat mencari pagi
Menyegarkan diri bersama gemericik air yang mengalir
Udara yang lembut menyapa
Membangkitkan semangat menghadapi dunia nyata

Benang yang kusut itu kembali berantakan
Hilang sabar ku untuk menahan
Seperti penat yang kembali
Tak mau pergi

Tiba-tiba loncengnya berbunyi
Detak jantung seolah terhenti
Penat dan lelah seolah sirna
Hati yang ingin berteriak lantangnya

Mereka datang bagai hujan yang bertubi
Tapi kusuka mendung sebelum pelangi ini
Terimakasih Tuhan yang telah memberi
Pagi yang lembut dan senja yang manis untukku menutup hari

Tentang seseorang

Teruntukmu hatiku, ingin ku bersuara
Merangkai semua tanya, imaji yang terlintas
Berjalan pada satu Tanya slalu menggangguku
Seseorang itukah dirimu kasih
Kepada yang tercinta inginku mengeluh
Semua resah di diri mencari jawab pasti
Akankah seseorang yang diinginkan kan hadir
Raut halus menyelimuti jantungku

Reff :

Cinta hanyalah cinta, hidup dan mati untukmu
Mungkinkah semua Tanya kau yang jawab
Dan tentang seseorang itu pula dirimu
Ku bersumpah akan mencinta
Unlike

Layu

Layu, raga ini sampai pada titik puncaknya,
Tak mampu lagi menopang semua rasa
Bolehkah aku mengeluh
Bapi pikirku ini jalan yang ku pilih
Bukan untuk mereka tapi untukku

Kereta

Keretanya berhenti di persimpangan jalan itu
Tak ada penumpang, menunggu terlalu lama
Kehujanan dan kepanasan
Dari kejauhan tampak wanita berjalan
Mendekat dengan senyuman
Bisakah aku menumpang? Itu yg dikatakan
Kereta berjalan sampai pelabuhan
Berhenti, berakhir dengan hangatnya tatapan
Akankah kembali wahai sang bulan
Temani bintang setiap malam
Angin ku titipkan salam
Dalam belaianmu pada sang awan
Kirimkan pelangi tanpa hujan

Ku Harap Pelangi Di Gurun

Seperti pelangi yang menunggu hujan turun di sebuah gurun
Kau begitu misterius, banyak hal tersirat yang sulit untukku tenun
Ku tenun menjadi sebuah alur yang berujung pada titik temu
Sebuah jawaban pertanyaan yang semu
Kali ini kumantapkan hati meninggalkan gurun yang sepi ini
Ku rasa aku harus memantaskan diri
Mengaca pada oase dan menilai sendiri
Kini tak pernah ku harap lagi di gurun ada pelangi

Denting

Denting yang berbunyi dari dinding kamarku
Sadarkan diriku dari lamunan panjang
Kan kurasa malam kini semakin larut
Ku masih terjaga

Sayang, kau di mana
Aku ingin bersama
Kan kuputus semua untuk tapiskan rindu
Mungkinkah kau di sana merasa yang sama
Seperti dinginku di malam ini

Rintik gerimis mengundang
Kekasih di malam ini
Kita menari dalam rindu yang indah
Sepi kurasa hatiku
Saat ini oh sayangku
Jika kau di sini
Aku tenang


By : Melly Goeslaw

Aku Menangis

Aku menangis dalam diamku
Terpaku sendiri dalam sendu
Buat apa mereka tahu
Hati dan otakku tlah membeku

Rumput yang basah
Menjadi permadani paling indah
Menemani saat gundah
Menjemput resah dan gelisah

Biar mentari ditutup awan kelabu
Aku tak peduli bunyi semua serdadu
Bersama hujan dan gemuruh
Mencari teduh

Puisiku

Aku punya puisi, ku tulis sendiri
Mungkin tak sepandai penyair memilih diksi
Tak semanis kata para pujangga
Tapi semua ku rangkai dengan rasa

Bukan hanya galauan, dilema atau kepedihan
Tapi juga keceriaan, bahagia dan keindahan
Biar orang memandang sebelah puisi ini
Tapi nyata tak pernah bisa dipungkiri

Jemput Pelangi Harapan

Ku jemput pelangiku
Di temani hujan
Ku lewati jalan terjal dengan alas ketulusan
Ketika ku temui persimpangan pilihan
Ku tentukan satu dengan tujuan
Ku tak pernah tau apa yg ku pilih dapatkan
Tak disangka, hutan kesunyian
Jalan terjal dan jembatan keputus asaan
Siap menjadi pilihan terakhir jika tak kusanggupkan
Dengan keberanian dan tanggung jawab keputusan
Ku lalui penuh kepastian
Ku usir keragu-raguan yang menggerogoti pikiran

Biar Lalu

Biar hampa ini menyapa
Titipkan salam pada sang gundah
Ku temui surya lalu berkata
Setap detik tiada sia

Ampun aku pada sang badai
Lelah tubuh dan tangis berderai
Ku temui sang bunga rampai
Lalu berkata ini hidup baru dimulai

Awan malam menahan hujan
Biar angin beri belaian
Ku temui sang burung dalam tahanan
Lalu berkata kejamnya kehidupan

Tak Suka Aku

Aku tak suka, teramat tak suka
Ketika mereka mengecam seenaknya
Mereka pikir mereka siapa?
Seolah mereka tahu segalanya

Perjuanganku di mata mereka sia sia
Tak punya setitik makna
Bagai debu yang tak bernyawa 
menahan pilu dalam asa 

Ini aku bukan dia 
Dan aku tak akan pernah berubah 
Aku senang dengan apa yang aku punya 
Meski banyak yang aku tak punya


Biar Satu

Biar kata ini menari
Bersama pena dan tintanya
Biar kata ini tumbuh
Menjalar mengakar
Biar pilu ini mengeluh
Menangis mengadu
Biar senyum ini berkembang
Lepas di awan 
Biar laut ini mengamuk 
Debur ombak hempas karang 
Biar kertas menguning dan merapuh 
Hanya tersisa kenangan 

Biar dan biar saja aku begini 
Hidup dengan caraku di jalan tuhanku 
Biar dan biar saja aku begini 
Kisahku tak ingin sulitkan mereka 
Biarkan seru dan tanya tak pernah bersatu 
Seperti titik dan koma 
Jadi satu hanya sebagai pemisah


Setitik Ragu

Setitik keraguan ini perlahan menggerogoti diriku
Menjadikanku tidak seperti yang ingin ku lakukan
Membingungkanku dalam setiap langkah untuk memilih
Menjadikanku resah dan gelisah tak tentu arah
Lalu kemana lagi harus ku berjalan?

Sampaikan Rindu Pada Hujan

Ku sampaikan rinduku pada sang hujan
Meresap ke bumi mengalir sampai ke tujuan
Biar semua tahu yang terasa
Ku sampaikan rinduku pada pelangi
Jadikan warna pada kanvas awan yang putih
Biar semua tahu yang terlihat

Biar ku tulis semua tentang pelangi dan hujan
Dalam hidup penuh harapan

Titik Terang Dan Padam

Jalan yang menikung itu menggodaku, menjadikanku takjub ketika memandangnya
Menggerakkan sesuatu dalam hati ini
Aku dilema, akan kemana kubawa tujuan ini
Seperti apa yang sebenarnya diinginkan?
Tetap jadi pertanyaan yang menunggu sang jawaban
Lalu apa yang harus dilakukan?
Kebingungan dan kekhawatiran yang tak kunjung padam
Terus meradang, mencari titik terang.

Ini Kerinduan

Sampaikan pada alam
Dapatkah ku temui pelangi
Kala hujan di malam hari
Bersama dingin yang perlahan merasuk
Nyala api di perapian
Tak mampu hangatkan
Hati yang beku akan merindu
Merindu bulan yang tak pernah
Jumpa dengan mentari
Hanya senja waktu pertemuan
Menyapa mengintip lewat
Bayang di lautan
Dawai angin yang membawa awan
Mohon sampaikan ini kerinduan
Pada sang bulan
Di seberang lautan

5 Romeo

Bagiku cinta itu sesuatu
Yang gila sungguh gila
Kadang melebihi rasa dan logika
Sehingga tak mampu tuk berkata
Bagiku cinta tak harus terungkap
Biarlah hati diam diam suka
Bagiku cinta tak harus dipaksakan
Kalau jodoh pasti bertemu
Cinta itu kita cinta itu bahagia
Kau dan aku bersama
Cinta itu indah cinta itu percaya
Bila setia cinta kan bertahan
Bagiku cinta selalu membuktikan
Jangan jatuh di dua hati
Perhatianmu jauhkan ku dari ingkarku
Terima kasih cinta
Bagiku cinta tak harus terungkap
Biarlah hati diam diam suka
Bagiku cinta tak harus dipaksakan
Kalau jodoh pasti bertemu

Bangun Dari Mimpi

Terlalu dini untuk bercerita tentang cinta
Tapi terlalu naif jika kau tak merasakannya
Ini sebuah dilema

Jika sebuah kata andai dapat memutar waktu
Betapa tak ada keputusan yang membingungkanku
Ini sebuah ragu

Berapa kali harus ku sadarkan diri
Dari tidur panjang bersama khayalan tinggi
Ini sebuah mimpi

Kamu Dan Kebenaran

Tatap matamu dan senyum manis yang lugu kala itu seakan menghidupkan sebuah taman di hatinya
Entah sejak kapan dan sudah berapa lama bunga ditaman itu terus tumbuh dengan liar begitu saja
Hingga suatu saat sang waktu mempertemukan mereka
Dewasa bersama gejolak rasa kawula muda, panah asmara tlah dilepas dan menuju hati yang jelita
Namun, sang empunya kehidupan berkata lain
Tak ada ikatan sebelum pernikahan yang menghalalkan
Dilema mendera, keputusan terberat tapi itulah kebenaran yang harus dilakukan
Bertahun-tahun dilewati dalam kebohongan, menutupi perasaan, tak ada yang bisa disalahkan
Pengalaman yang menyertai kehidupan pun mengajarkan tentang keikhlasan melakukan sebuah kebenaran meski memang ada yang dikorbankan dan terlalu menyakitkan
Tapi yakinlah, kebenaran akan melahirkan keindahan akan sebuah masa depan dan keridhaan

Let me go

Saya lelah harus selalu menjelaskan dan memperbincangkan masalah itu kepada anda. Toh pada akhirnya, anda tidak pernah mau mendengar dan menghargai keputusan saya. Anda terlalu keras kepala, padahal yang anda butuhkan hanya sedikit kelegowoan hati dan pembiasaan diri untuk tidak lagi menaruh perasaan terhadap saya dan terjebak dalam bayang-bayang perasaan itu. Saya ingin anda move on, banyak hal di dunia ini yang dapat anda explore lebih. Anda bisa bertemu dengan orang-orang baru di luar sana yang menakjubkan, anda bisa merasakan pengalaman baru dan unik bersama teman-teman anda dan keluarga anda. Jika anda memilih stay mungkin semua itu tidak akan pernah menjadi bagian dari sejarah hidup anda. Saya mengerti dan memahami bahwa melupakan orang yang kita kasihi, dan menghapus semua perasaan yang pernah ada memang bukan hal mudah. Tetapi bukan berarti itu semua tidak bisa berubah. Ketika saya bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan baru dan pengalaman baru semuanya berjalan searah dengan perubahan yang terjadi, begitu pula tentang perasaan saya terhadap anda. Saya berpikir mungkin anda memang belum bisa terbiasa menjabat status single dalam jangka waktu yang lama seperti saya, tapi yakinlah itu memberi kita banyak kesempatan untuk melakukan hal menarik. Satu kuncinya, selama kita menjabat status tersebut teruslah berusaha memperbaiki diri. Seiring perubahan tersebut, jodoh anda yang Tuhan telah gariskan akan mendekati anda dengan sendirinya. Karena ingat janji Tuhan "wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, begitu sebaliknya". Jika Tuhan telah merasa anda pantas dan siap bertemu jodoh anda maka terbanglah status single anda itu pada akhirnya. Maaf jika akhirnya saya harus pergi untuk sementara. Saya hanya ingin memberikan waktu untuk anda merenungi keputusan yang saya lakukan. Saya bukan sedang membohongi perasaan saya, tapi memang seperti ini adanya perasaan saya sekarang. Bukan maksud saya menggurui anda, yang saya tahu pengalaman anda tentang wanita lebih banyak dan saya yakin anda bisa bersikap lebih dewasa menghadapi semua ini. Masih banyak jalan terjal yang harus anda lalui di depan sana, dan itu mungkin lebih curam dari apa yang anda hadapi dengan saya. Hidup memang tak indah tanpa kisah romansa asmara dua insan manusia, tapi hidup ini tak selalu berkisah tentang cinta saja bukan.

Pertiwiku

Mungkin tak banyak tempat di bumi pertiwimu ini yang pernah ku jejaki. Tapi tiap satu langkah yang kupijakkan di bumimu yang indah ini, selalu menghadirkan takjub dan kebanggaan. Bangga bahwa diriku menjadi bagian dari dirimu. Bangga bahwa aku dilahirkan di tanah ini.
Tiap jengkal tanah di bumimu ini punya cerita, sejarah para anak manusia yang terus berusaha menjaga konsistensimu. Agar dunia tahu, agar dunia melihat, agar dunia bisa merasakan betapa luar biasanya negeri ini.
Hangat mentari dibalik barisan gunung, debur ombak luasnya laut tak terbatas yang riang, dan hembusan angin yang lembut menjadi saksi betapa berharganya bumimu. Luasnya karpet hijau sumber pangan rakyatmu menunjukkan betapa melimpah kekayaan alammu.
Tak terhitung etnik budaya dan keragamannya. Alunan nada dan gerak gemulai menajdi satu sebagai sebuah persembahan dan ungkapan pada kehidupan. Menghiasi tiap sudut daerah pelosok di negeri ini. Bagai bintang yang menghiasi indahnya malam, sepi bila mereka tak ada.

Bukan Kamu

Aku kelabu
Aku yang biru
Aku mengadu
Aku yang lalu

Itu aku bukan kamu
Itu nyata bukan semu

Sama Senja

Senjaku dan senjamu itu sama
Walau kita berada dipijakan bumi yang berbeda
Senjaku dan senjamu itu sama
Walau apa yang kita lalui sepanjang hari itu berbeda
Senjaku dan senjamu itu sama
Walau semua rasa yang kita rasa itu berbeda
Senjaku dan senjamu itu sama
Sama-sama berada di tepi menjemput sang malam
Senjaku dan senjamu itu sama
Sama-sama hangat dan berwarna jingga
Senjaku dan senjamu itu sama
Sama-sama bersama di tiap waktu yang sama