Monday, December 15, 2014

Sejenak

just give me a time to breath, just a few minute, no i think it's a few second.

berat rasanya ketika kita menyadari bahwa kita pernah membenci teman kita. mungkin itu hal yang wajar diantara sebuah pertemanan, sering terjadi pertengkaran dan kesalahpahaman. tapi pada kenyatannya aku akn berubah menjadi orang yang menyeramkan ketika amarah itu muncul, aku bahkan tak peduli jika mereka adalah sahabat terbaikku sekalipun aku bisa mencaci dan memaki dirinya semauku, sesukaku, hingga semua amarah itu hilang. tapi, aku butuh waktu yang tidak singkat untuk memaafkan orang lain. inilah alasannya aku sering marah pada diriku sendiri, bahkan aku muak dan membenci diriku sendiri.
yang aku butuhkan hanya sejenak merasakan sejuknya dunia, ya sejenak.

Friday, December 12, 2014

No Title (by: DE)

Masing-masing dari kita pernah merasakan hal seperti ini

Semasa kecil
tak mampu berdiri,

Lalu malaikat disekitarmu menuntunmu untuk berdiri,
perlahan berjalan dan kemudian berlari

Beberapa kali kamu terjatuh dan malaikatmu membantumu
untuk terus bangkit dan berlari
Untuk kesekian kali kamu terjatuh lagi

Beberapa waktu kemudian kamu telah mampu bangkit dari jatuhmu sendiri
tanpa uluran lembut malaikat disampingmu
Namun, tidak berarti kamu bisa hidup sendiri tanpa malaikatmu
Beberapa waktu kemudian kamu mencoba melukis pelangi,
mengejar rembulan, menyanyikan irama hujan, hingga memetik bintang
Malaikatmu selalu berada di sampingmu,
mengulurkan tangan lebih sering
Entah dengan sentuhan lembutnya, larian kecilnya, senyuman hangatnya,
hingga tadahan doa yang dihajatkan setiap kamu tertidur
Kamu mungkin tidak pernah tahu
Hingga kata berpisah menjadikan kamu dan malaikatmu saling merindu
Dan kamu semakin tahu bahwa tangan malaikatmu

terlalu banyak melakukan semua hal untukmu
Senja telah berlalu
Kini saatnya kamu menjadi malaikat itu
Bisakah kamu menjadi seperti malaikatmu?

Monday, December 8, 2014

Berlari

aku berlari, tapi tak ku temukan
aku berlari lagi, tapi tetap tak ku temukan
aku berlalri lebih cepat, tapi tetap lagi tak ku temukan
haruskah aku terus berlari atau berhenti dan menunggu?
bisakah garis finish itu yang datang padaku?
aku bertanya

Sunday, December 7, 2014

Terimasihku pada kesendirian



Aku ingin berterima kasih pada kesendirian yang menemaniku. Dia lebih dari setia, ketika tak ada siapa-siapa di sekelilingku hanya dia yang bersedia datang padaku. Baru aku sadari bahwa aku memang tak pernah benar-benar sendirian. Walaupun aku selalu merasa sendirian, itu karena aku terlalu takut sendirian. Dan kau tahu, terkadang karena perasaan sendirian itu aku menjadi sering melukai diriku sendiri. Aku membiarkan diriku selalu menunggu seseorang pulang dan datang padaku kembali, menemaniku dan duduk di sampingku. Tapi tak pernah  ada yang datang.
Bukan aku tak memiliki teman, sahabat, bahkan Tuhan. Mereka semua ada, dan Tuhanku tentu selalu ada. Tapi mereka tentu punya kehidupannya sendiri, dan jika mereka membutuhkan seseorang belum tentu aku bisa seperti yang aku inginkan dari mereka. Aku mencoba memakluminya dan Tuhan selalu mecoba menjelaskan arti kesabaran itu padaku. Tapi terkadang ketika aku bersama kesendirian aku benar-benar menginginkan seseorang. Nyata dan mau mendengarkan, duduk di sampingku dan membuatku tegar, nyaman, dan sedikit tersenyum melupakan kekhawatiran. Tapi nyatanya memang hanya kesendirian yang menemaniku.
Bersama kesendirian mengajarkanku bagaimana menghargai arti sebuah kehadiran seseorang bahkan walau hanya satu detik. Bersama kesendirian membuatku menyadari setiap waktu yang kulakukan dengan kebersamaan lebih dari sebuah kata berharga, tak ternilai. Bersama kesendirian membuatku lebih memahami diriku dan aku bisa melihat diriku yang sesungguhnya jauh lebih dalam.
Terimakasih kesendirian, kau mengingatkanku untuk selalu mengingat setiap orang, setiap waktu dan setiap kejadian yang terlalu aku sering lewatkan begitu saja. Maka, janganlah kau kecewa ketika sendirian, ingatlah berapa banyak hal yang kau dapatkan dari kesendirian. Tidak kah itu cukup untuk melatih sebuah kesabaran yang bahkan tidak semua orang bisa melakukan. Aku berterimaksih pada kesendirian yang mendewasakan.
Dan satu hal yang pasti, bahwa kau tidak akan pernah sendirian jika kau mencoba berteman dengan kesendirian.

Friday, December 5, 2014

Rindu yang keterlaluan

Teruntukmu yang aku ingini, tanpa aku tahu apa kau meng-ingini-ku
Teruntukmu yang aku rindukan, tanpa aku tahu apa kau merindukanku
Sungguh ini penderitaan yang indah, seperti apa?
Seperti rindu…

Hujan Pelangi



Aku hanya ingin seperti pelangi dan hujan, dirindukan oleh setiap orang
Hujan leburkan kegersangan, dan pelangi leburkan mendungnya awan
Aku selalu ingin melihat pelangi dan hujan, dinantikan oleh setiap orang
Hujan janjikan keteduhan, dan pelangi janjikan kecerahan
Dan aku akan menjadi pelangi dan hujan
Hujan yang menjemput pelangi lukis perjalanan di masa depan

Ini hanya tentang bagaimana cara kita memandang



Tidak semua orang yang kita lihat tersenyum benar-benar tersenyum
Tidak semua orang yang kita lihat tertawa benar-benar tertawa
Tidak semua orang yang kita lihat bahagia benar-benar bahagia
Tidak semua orang yang kita lihat  menangis benar-benar menangis
Tidak semua orang yang kita lihat merana benar-benar merana
Tidak semua orang yang kita lihat terluka benar-benar terluka
Kata hujan tak selalu berarti kesedihan bagi seorang penyair
Kata layu tak selalu berarti sendu bagi seorang penyair
Apa yang nampak tak selalu sama maknanya