just give me a time to breath, just a few minute, no i think it's a few second.
berat rasanya ketika kita menyadari bahwa kita pernah membenci teman kita. mungkin itu hal yang wajar diantara sebuah pertemanan, sering terjadi pertengkaran dan kesalahpahaman. tapi pada kenyatannya aku akn berubah menjadi orang yang menyeramkan ketika amarah itu muncul, aku bahkan tak peduli jika mereka adalah sahabat terbaikku sekalipun aku bisa mencaci dan memaki dirinya semauku, sesukaku, hingga semua amarah itu hilang. tapi, aku butuh waktu yang tidak singkat untuk memaafkan orang lain. inilah alasannya aku sering marah pada diriku sendiri, bahkan aku muak dan membenci diriku sendiri.
yang aku butuhkan hanya sejenak merasakan sejuknya dunia, ya sejenak.
Dan aku akan menjadi hujan, Gadis Hujan. Aku akan jatuh di hatimu, hingga kamu tak bisa menghindariku.
Monday, December 15, 2014
Friday, December 12, 2014
No Title (by: DE)
Masing-masing dari kita pernah merasakan hal seperti ini
Semasa kecil
tak mampu berdiri,
Lalu malaikat disekitarmu menuntunmu untuk berdiri,
perlahan berjalan dan kemudian berlari
Beberapa kali kamu terjatuh dan malaikatmu membantumu
untuk terus bangkit dan berlari
Untuk kesekian kali kamu terjatuh lagi
Beberapa waktu kemudian kamu telah mampu bangkit dari jatuhmu sendiri
tanpa uluran lembut malaikat disampingmu
Namun, tidak berarti kamu bisa hidup sendiri tanpa malaikatmu
Beberapa waktu kemudian kamu mencoba melukis pelangi,
mengejar rembulan, menyanyikan irama hujan, hingga memetik bintang
Malaikatmu selalu berada di sampingmu,
mengulurkan tangan lebih sering
Entah dengan sentuhan lembutnya, larian kecilnya, senyuman hangatnya,
hingga tadahan doa yang dihajatkan setiap kamu tertidur
Kamu mungkin tidak pernah tahu
Hingga kata berpisah menjadikan kamu dan malaikatmu saling merindu
Dan kamu semakin tahu bahwa tangan malaikatmu
terlalu banyak melakukan semua hal untukmu
Senja telah berlalu
Kini saatnya kamu menjadi malaikat itu
Bisakah kamu menjadi seperti malaikatmu?
Semasa kecil
tak mampu berdiri,
Lalu malaikat disekitarmu menuntunmu untuk berdiri,
perlahan berjalan dan kemudian berlari
Beberapa kali kamu terjatuh dan malaikatmu membantumu
untuk terus bangkit dan berlari
Untuk kesekian kali kamu terjatuh lagi
Beberapa waktu kemudian kamu telah mampu bangkit dari jatuhmu sendiri
tanpa uluran lembut malaikat disampingmu
Namun, tidak berarti kamu bisa hidup sendiri tanpa malaikatmu
Beberapa waktu kemudian kamu mencoba melukis pelangi,
mengejar rembulan, menyanyikan irama hujan, hingga memetik bintang
Malaikatmu selalu berada di sampingmu,
mengulurkan tangan lebih sering
Entah dengan sentuhan lembutnya, larian kecilnya, senyuman hangatnya,
hingga tadahan doa yang dihajatkan setiap kamu tertidur
Kamu mungkin tidak pernah tahu
Hingga kata berpisah menjadikan kamu dan malaikatmu saling merindu
Dan kamu semakin tahu bahwa tangan malaikatmu
terlalu banyak melakukan semua hal untukmu
Senja telah berlalu
Kini saatnya kamu menjadi malaikat itu
Bisakah kamu menjadi seperti malaikatmu?
Monday, December 8, 2014
Berlari
aku berlari, tapi tak ku temukan
aku berlari lagi, tapi tetap tak ku temukan
aku berlalri lebih cepat, tapi tetap lagi tak ku temukan
haruskah aku terus berlari atau berhenti dan menunggu?
bisakah garis finish itu yang datang padaku?
aku bertanya
aku berlari lagi, tapi tetap tak ku temukan
aku berlalri lebih cepat, tapi tetap lagi tak ku temukan
haruskah aku terus berlari atau berhenti dan menunggu?
bisakah garis finish itu yang datang padaku?
aku bertanya
Sunday, December 7, 2014
Terimasihku pada kesendirian
Aku ingin berterima kasih pada kesendirian yang menemaniku.
Dia lebih dari setia, ketika tak ada siapa-siapa di sekelilingku hanya dia yang
bersedia datang padaku. Baru aku sadari bahwa aku memang tak pernah benar-benar
sendirian. Walaupun aku selalu merasa sendirian, itu karena aku terlalu takut
sendirian. Dan kau tahu, terkadang karena perasaan sendirian itu aku menjadi
sering melukai diriku sendiri. Aku membiarkan diriku selalu menunggu seseorang
pulang dan datang padaku kembali, menemaniku dan duduk di sampingku. Tapi tak
pernah ada yang datang.
Bukan aku tak memiliki teman, sahabat, bahkan Tuhan. Mereka
semua ada, dan Tuhanku tentu selalu ada. Tapi mereka tentu punya kehidupannya
sendiri, dan jika mereka membutuhkan seseorang belum tentu aku bisa seperti
yang aku inginkan dari mereka. Aku mencoba memakluminya dan Tuhan selalu mecoba
menjelaskan arti kesabaran itu padaku. Tapi terkadang ketika aku bersama
kesendirian aku benar-benar menginginkan seseorang. Nyata dan mau mendengarkan,
duduk di sampingku dan membuatku tegar, nyaman, dan sedikit tersenyum melupakan
kekhawatiran. Tapi nyatanya memang hanya kesendirian yang menemaniku.
Bersama kesendirian mengajarkanku bagaimana menghargai arti
sebuah kehadiran seseorang bahkan walau hanya satu detik. Bersama kesendirian
membuatku menyadari setiap waktu yang kulakukan dengan kebersamaan lebih dari
sebuah kata berharga, tak ternilai. Bersama kesendirian membuatku lebih
memahami diriku dan aku bisa melihat diriku yang sesungguhnya jauh lebih dalam.
Terimakasih kesendirian, kau mengingatkanku untuk selalu
mengingat setiap orang, setiap waktu dan setiap kejadian yang terlalu aku
sering lewatkan begitu saja. Maka, janganlah kau kecewa ketika sendirian,
ingatlah berapa banyak hal yang kau dapatkan dari kesendirian. Tidak kah itu
cukup untuk melatih sebuah kesabaran yang bahkan tidak semua orang bisa
melakukan. Aku berterimaksih pada kesendirian yang mendewasakan.
Dan satu hal yang pasti, bahwa kau tidak akan pernah sendirian
jika kau mencoba berteman dengan kesendirian.
Friday, December 5, 2014
Rindu yang keterlaluan
Teruntukmu yang aku rindukan, tanpa aku tahu apa kau merindukanku
Sungguh ini penderitaan yang indah, seperti apa?
Seperti rindu…
Hujan Pelangi
Aku hanya ingin seperti pelangi dan hujan,
dirindukan oleh setiap orang
Hujan leburkan kegersangan, dan pelangi
leburkan mendungnya awan
Aku selalu ingin melihat pelangi dan hujan,
dinantikan oleh setiap orang
Hujan janjikan keteduhan, dan pelangi janjikan
kecerahan
Dan aku akan menjadi pelangi dan hujan
Hujan yang menjemput pelangi lukis perjalanan
di masa depan
Ini hanya tentang bagaimana cara kita memandang
Tidak semua orang yang kita lihat tersenyum
benar-benar tersenyum
Tidak semua orang yang kita lihat tertawa
benar-benar tertawa
Tidak semua orang yang kita lihat bahagia
benar-benar bahagia
Tidak semua orang yang kita lihat menangis benar-benar menangis
Tidak semua orang yang kita lihat merana
benar-benar merana
Tidak semua orang yang kita lihat terluka
benar-benar terluka
Kata hujan tak selalu berarti kesedihan bagi
seorang penyair
Kata layu tak selalu berarti sendu bagi seorang
penyair
Apa yang nampak tak selalu sama maknanya
Subscribe to:
Posts (Atom)