Karena
aku sudah mengejar, berlari, dan terjatuh. Menyangka bahwa garis finish
itu milikku. Berkutat dengan khayalan bahwa dia juga menungguku. Dan
akhirnya aku menyadari bahwa aku bukan pemenang. Dan semua kecewa juga
air mata menjadi penawar luka yang memerih dalam tersirat.
Karena aku sudah mengejar, mengejar kamu yang terus berlari tanpa tahu bahwa aku yang mengejarmu. Mengejarmu yang ku harap akan sekedar menoleh melihatku yang terus mengejarmu dan menunggu. Mengejarmu yang kini tak bisa ku kejar lagi karena aku sudah berhenti berlari.
Berlari, berlari dari kamu yang terus berputar-putar di otakku. Berlari dari kamu, kamu yang seperti hujan yang tak bisa aku hindari. Berlari dari kamu, kamu yang membuatku berlari sekencang-kencangnya menujumu dan akhirnya aku terjatuh.
Terjatuh, terjatuh padamu yang terus menjatuhiku dengan sejuta pertanyaanku tentangmu. Terjatuh padamu yang menjadikanku selalu merindu indahnya langit biru yang melukis tegas wajahmu. Terjatuh padamu yang membuat bibirku tersenyum walau hanya bisa memandangimu punggungmu dari kejauhan. Terjatuh padamu dan itu menjadi luka terindah yang terus membekas.
Aku terlalu suka ketika aku mengejar, berlari, dan terjatuh. Tapi kini aku sudah lelah untuk itu. Karena aku sudah mengejar, berlari, dan terjatuh. tapi kamu tetap belum bisa mengejarku, berlari menujuku, dan bahkan terjatuh padaku. Apa masih harus aku mengejar, berlari, dan terjatuh padamu?
Satu kata yang kini bisa membuatku benar-benar berhenti mengejar, agar tidak lagi berlari, hingga luka dan terjatuh.
Lepaskanlah…
—————————————————————————————————-
dwiute
Bogor, 12 Mei 2015
Karena aku sudah mengejar, mengejar kamu yang terus berlari tanpa tahu bahwa aku yang mengejarmu. Mengejarmu yang ku harap akan sekedar menoleh melihatku yang terus mengejarmu dan menunggu. Mengejarmu yang kini tak bisa ku kejar lagi karena aku sudah berhenti berlari.
Berlari, berlari dari kamu yang terus berputar-putar di otakku. Berlari dari kamu, kamu yang seperti hujan yang tak bisa aku hindari. Berlari dari kamu, kamu yang membuatku berlari sekencang-kencangnya menujumu dan akhirnya aku terjatuh.
Terjatuh, terjatuh padamu yang terus menjatuhiku dengan sejuta pertanyaanku tentangmu. Terjatuh padamu yang menjadikanku selalu merindu indahnya langit biru yang melukis tegas wajahmu. Terjatuh padamu yang membuat bibirku tersenyum walau hanya bisa memandangimu punggungmu dari kejauhan. Terjatuh padamu dan itu menjadi luka terindah yang terus membekas.
Aku terlalu suka ketika aku mengejar, berlari, dan terjatuh. Tapi kini aku sudah lelah untuk itu. Karena aku sudah mengejar, berlari, dan terjatuh. tapi kamu tetap belum bisa mengejarku, berlari menujuku, dan bahkan terjatuh padaku. Apa masih harus aku mengejar, berlari, dan terjatuh padamu?
Satu kata yang kini bisa membuatku benar-benar berhenti mengejar, agar tidak lagi berlari, hingga luka dan terjatuh.
Lepaskanlah…
—————————————————————————————————-
dwiute
Bogor, 12 Mei 2015