Aku rindu, rindu kalian
Rindu setiap jejak yang kita lewati bersama
Rindu setiap manisnya senyuman kalian
Rindu setiap detail cerita kalian
Rindu setiap duka dan airmata yang kita bagi bersama
Rindu setiap romansa cinta yang kita angankan
Aku rindu dan aku terbelenggu
Kehangatan persahabatan berubah dingin, terlalu dingin
Tak ada lagi sapa lembut ceria yang menggoda jiwa
Tak ada lagi pelukan erat dan cubitan kecil yang menggemaskan
Yang tinggal hanya gelapnya malam
Menyelimuti aku dan kerinduan
Senjapun terasa hampa bersama pelangi di langit sana
Hanya hujan yang mengisi keheningan dalam penantian
Kembalilah kawan, aku rindu
Dan aku akan menjadi hujan, Gadis Hujan. Aku akan jatuh di hatimu, hingga kamu tak bisa menghindariku.
Tuesday, October 28, 2014
Pelangi Gulita
Tentang malam penuh warna
Bukan lagi gelap tanpa cahaya purnama
Asa yang tlah lama merongrong dalam jiwa kini besuka ria bahagia
Sepenggal kalimat menyapa disambut sejuta senyuman tanpa kata
Kini pelangi benar-benar hadir di langit gulita seperti kembang api yang menyala-nyala
Ingin meledak-ledak dalam jiwa
Senyum dan bahagia pun tak mau terpisah menambah merona pipi jelita
Aku atau dia yang bahagia, atau kita
Biar tetap ku sebut namanya di dalam doa
Saling menyapa dalam mimpi dan fatamorgana
Mengendap-endap mencari-cari merasa-rasa
Setiap rindu semakin menggoda, jiwa yang terpanah asmara
Bukan lagi gelap tanpa cahaya purnama
Asa yang tlah lama merongrong dalam jiwa kini besuka ria bahagia
Sepenggal kalimat menyapa disambut sejuta senyuman tanpa kata
Kini pelangi benar-benar hadir di langit gulita seperti kembang api yang menyala-nyala
Ingin meledak-ledak dalam jiwa
Senyum dan bahagia pun tak mau terpisah menambah merona pipi jelita
Aku atau dia yang bahagia, atau kita
Biar tetap ku sebut namanya di dalam doa
Saling menyapa dalam mimpi dan fatamorgana
Mengendap-endap mencari-cari merasa-rasa
Setiap rindu semakin menggoda, jiwa yang terpanah asmara
Himalaya
Coba khayalkan sejenak sepuluh tahun nanti hidupmu
Coba bayangkan sejenak misalkan ada aku yang menemani
Hari demi hari yang tak terhitung
Misalkan itu aku yang terakhir untukmu
Untuk itu kan ku persembahkan himalaya
Bahkan akan aku taklukkan tanpa cahaya di kegelapan
Berbalutkan pelita hatimu
Di aku di aku dan kamu pasti kan kau melihat aku
Saat ku gapai puncak tertinggi bersama tujuh warna pelangi
Misalkan semua terjadi meski belum terjadi sekarang
Kita renungkan sejenak cara agar semua bisa terjadi
Walau ku tak tahu tak semudah itu
Tapi coba sekali lagi bayangkan aku
Untuk itu kan ku persembahkan himalaya
Bahkan akan aku taklukkan tanpa cahaya di kegelapan
Berbalutkan pelita hatimu
Di aku di aku dan kamu pasti kan kau melihat aku
Saat ku gapai puncak tertinggi bersama tujuh warna pelangi
Coba bayangkan sejenak misalkan ada aku yang menemani
Hari demi hari yang tak terhitung
Misalkan itu aku yang terakhir untukmu
Untuk itu kan ku persembahkan himalaya
Bahkan akan aku taklukkan tanpa cahaya di kegelapan
Berbalutkan pelita hatimu
Di aku di aku dan kamu pasti kan kau melihat aku
Saat ku gapai puncak tertinggi bersama tujuh warna pelangi
Misalkan semua terjadi meski belum terjadi sekarang
Kita renungkan sejenak cara agar semua bisa terjadi
Walau ku tak tahu tak semudah itu
Tapi coba sekali lagi bayangkan aku
Untuk itu kan ku persembahkan himalaya
Bahkan akan aku taklukkan tanpa cahaya di kegelapan
Berbalutkan pelita hatimu
Di aku di aku dan kamu pasti kan kau melihat aku
Saat ku gapai puncak tertinggi bersama tujuh warna pelangi
Jatuh hati dalam 1000 kata
Jatuh hati? Aku pernah jatuh hati. Bukan, bahkan aku terlalu sering jatuh hati. Bukan, aku itu memang mudah jatuh hati. Terlalu mudah untuk jatuh hati. Aku dibuat penasaran ketika kau menjauh dan kadang tiba-tiba kau buat ku tersipu malu. Aku jadi tak menentu, kau buat ku bertanya. Kadang ku berpikir apakah kau tau apa yang kurasakan, karena tak mungkin aku mengatakannya padamu. Kau terus buatku bertanya dengan semua teka-tekimu, dengan semua tanda tanyamu. Hampir aku tak mampu menghadapi kamu, sungguh aku bertaya-tanya dan dimana ku temukan jawabannya?
Pernah suatu hari ku putuskan untuk berhenti jatuh hati. Mengapa? Karena aku lelah menanti. Aku tahu aku tak sebaik wanita yang bisa membuat dia tak berhenti menatapnya, aku tahu aku tak secantik wanita yang senyumnya selalu dia rindukan, aku tahu aku tak selembut wanita yang tutur katanya menjadi penyejuk jiwa. Aku tak bisa menjadi yang sempurna. Aku adalah aku, dan aku ingin dia jatuh hati pada ku apa adanya.
Ketika aku sampai pada keputusanku untuk berhenti jatuh hati, pria itu hadir dan aku tak bisa menolak perasaan yang menjadi-jadi ini. Jatuh dari mata dan turun ke hati. Bagiku saat itu dia yang paling berarti. Entah apa yang telah menyihirku saat itu, aku menjadi seorang yang berani menyatakan perasaan yang biasanya hanya ku pendam sendiri. Sebatang cokelat yang ku berikan padanya mejadi langkah awal untukku membuka hati. Hingga akhirnya aku tahu ada wanita yang telah memikat hatinya. Dia yang menjadi pelabuhan terakhirku seolah menolak hatiku tanpa harus berkata. Kembali ku rasakan sia-sia, percuma, dan begitu saja.
Aku berhenti mencoba untuk berhenti jatuh hati dan membiarkan hatiku mengalir begitu saja dan ku biarkan ia berlabuh dimana saja sesukanya. Suatu ketika aku dipertemukan dengan seorang pria yang membuatku terpana karena kharismanya. Pancaran hati yang bersih dan bijaksana terpancar dari wajahnya. Tak begitu tampan, tapi cukup mengagumkan. Aku mengaguminya, sikap dan perilakunya tercatat jelas dibenakku hingga saat ini. Sosok pemimpin yang mencintai Tuhannya dengan segenap hatinya. Aku beryukur dipertemukan dengan seseorang sepertinya. Hanya kagum, itu saja.
Pernah seorang teman wanitaku berkata, bahwa kita sebagai wanita sudah sepatutnya untuk terus berusaha memperbaiki diri karena kita tak pernah tahu jika ada seseorang yang jatuh hati pada kita. Dan aku baru benar-benar merasakannya. Ketika aku berusaha berteman dengan siapa saja, dan membuka hati untuk siapa saja, dan memperbaiki diriku semampuku, saat itu ternyata ada yang diam-diam jatuh hati. Aku mengenalnya, baru saja mengenalnya. Kerap kali ketika kita jalan bersama (bukan kencan) dia memang seperti menunjukkan ketertarikan padaku, tapi aku menganggapnya itu biasa hanya sebatas lelucon atau semacamnya. Dia cukup tinggi dan cukup tampan untuk memikat hati wanita cantik di luar sana. Aku benar-benar tak menduga bisa membuat dia jatuh hati.
Jatuh hati itu memang seperti sebuah teka teki, kita tak tahu apa yang akan menjadi jawaban selanjutnya dari pemainan itu. Satu clue saja bisa memiliki banyak ekspektasi yang membingungkan. Tapi jatuh hati itu terlalu menyenangkan, banyak hal bisa menjadi sesuatu yang membahagiakan asal ada dirinya. Melihat sosoknya dari kejauhan saja menggetarkan semua rasa bahagia.
Ya, kini aku jatuh hati pada seorang pria. Aku tak pernah berpikir aku bisa jatuh hati padanya. Pertama kali melihatnya, aku merasa biasa saja. Hingga ku temukan secarik kertas bertuliskan namanya dan ku menerka-nerka seperti apa dia. Aku juga tak menyadari sejak kapan kau menjadi penasaran dan akhirya aku kembali terjatuh. Ketika tiba waktunya kita dipertemukan dalam satu waktu, itu menjadi hari yang selalu ku nantikan. Aku mencari tahu dia seperti apa dari teman wanitaku, dan saat itu dia masih bersama wanitanya. Aku tak berputus asa, entah mengapa aku membiarkan rasa itu tumbuh begitu saja seperti tumbuhan yang selalu kita siram bersama. Kabarnya dia tak lagi bersama wanitanya tapi siapa yang tahu isi hatinya yang sesungguhnya. Tiba saatnya kita tak bisa bertemu di satu waktu yang sama lagi, aku tahu aku akan selalu merindunya, rindu suaranya, dan rindu keisenganya padaku. Dan kini sedang kujalani dan kunikmati waktu dan rasa itu. Ketika kita tak sengaja bertemu, itu menjadi hari yang paling bahagia bagiku. Ketika aku dengan sengaja mencari bahan pembicaraan untuk sekedar mengobrol dengannya di dunia maya, walalu hanya satu dua kalimat tanya itu menjadi pengobat rindu yang merongrong dalam jiwa. Ketika dia tertawa dan mengirimkan emot meledek, seolah dunia ikut bahagia. Bahkan hingga tulang-tulangku menari ria. Ketika aku melihatnya dari kejauhan, dan bahan ketika aku hanay bisa menikmati punggungnya, sungguh itu bahagia yang sederhana. Gila, tapi biar saja kunikmati salah satu keajaiban dan anugerah Tuhan yang diberikan pada setiap hati manusia.
Dia yang kusebut namanya dalam bait-bait doa, dia yang ku sapa dalam mimpi dan fatamorgana, dia yang senyumnya menggugah jiwa, dia yang suaranya terus terngiang di telinga. Hanya menyebut namanya saja aku sudah bisa tersenyum hingga pipi merona. Hanya mengingatnya saja aku sudah bisa tersenyum hingga ke dalam jiwa. Hanya memandanginya dari kejauhan saja seolah semuanya tak berwarna, hanya aku dan dia. Dia tak begitu tampan tapi senyumannya terpatri di hati. Dia gagah, dan membuatku aman dan nyaman berada di dekatnya. Dia lucu, membuatku selalu ingin tertawa. Dia sosok pemimpin yang rendah hati. Dia yang mencintaiMu dengan pengabdiannya saat ini. Dia dan dia, selalu tentangnya. Aku yang terobsesi padanya, mengendap-endap, bertanya-tanya, mencarinya dalam diam penuh harapan. Aku tahu semua sudah digariskan Tuhan, dan kita tak tahu apa yang dipilihkan. Tapi aku terus berdoa dalam keheningn, biarkan dia menjadi jodoh dunia dan akhiratku. Kepadanya ku akan mengabdikan diriku mencari jalan menuju surgaMu. Kepadanya akan kuberikan segenap anugerah kasih sayang yang telah Kau titipkan pada setiap insan. Jika Tuhan mengizinkan, aamiin.
Aku yang selalu merindunya dan mengharapkannya. Tapi dia? Bagaimana dengannya? Apakah harus ku katakan padanya? Apakah dia merasakan hal yang sama? Tuhan Maha Segalanya, dia yang membolak-balikkan hati manusia. Aku hanya bisa berdoa dan berharap sepenuhnya padaNya. Ku titipkan setiap rinduku dalam bait doa, semoga alam dan Tuhan senantiasa menyampaikannya.
Dia yang kuharap menjadi pelabuhan terakhir
dan satu-satunya yang dapat ku singgahi
Karena aku lelah harus terus berlayar
Menghadapi dinginnya angin malam dan
badai hujan serta deras debur ombak di tengah lautan
Aku ingin menepi, menetap di satu hati
Hatinya
Dariku
Pernah suatu hari ku putuskan untuk berhenti jatuh hati. Mengapa? Karena aku lelah menanti. Aku tahu aku tak sebaik wanita yang bisa membuat dia tak berhenti menatapnya, aku tahu aku tak secantik wanita yang senyumnya selalu dia rindukan, aku tahu aku tak selembut wanita yang tutur katanya menjadi penyejuk jiwa. Aku tak bisa menjadi yang sempurna. Aku adalah aku, dan aku ingin dia jatuh hati pada ku apa adanya.
Ketika aku sampai pada keputusanku untuk berhenti jatuh hati, pria itu hadir dan aku tak bisa menolak perasaan yang menjadi-jadi ini. Jatuh dari mata dan turun ke hati. Bagiku saat itu dia yang paling berarti. Entah apa yang telah menyihirku saat itu, aku menjadi seorang yang berani menyatakan perasaan yang biasanya hanya ku pendam sendiri. Sebatang cokelat yang ku berikan padanya mejadi langkah awal untukku membuka hati. Hingga akhirnya aku tahu ada wanita yang telah memikat hatinya. Dia yang menjadi pelabuhan terakhirku seolah menolak hatiku tanpa harus berkata. Kembali ku rasakan sia-sia, percuma, dan begitu saja.
Aku berhenti mencoba untuk berhenti jatuh hati dan membiarkan hatiku mengalir begitu saja dan ku biarkan ia berlabuh dimana saja sesukanya. Suatu ketika aku dipertemukan dengan seorang pria yang membuatku terpana karena kharismanya. Pancaran hati yang bersih dan bijaksana terpancar dari wajahnya. Tak begitu tampan, tapi cukup mengagumkan. Aku mengaguminya, sikap dan perilakunya tercatat jelas dibenakku hingga saat ini. Sosok pemimpin yang mencintai Tuhannya dengan segenap hatinya. Aku beryukur dipertemukan dengan seseorang sepertinya. Hanya kagum, itu saja.
Pernah seorang teman wanitaku berkata, bahwa kita sebagai wanita sudah sepatutnya untuk terus berusaha memperbaiki diri karena kita tak pernah tahu jika ada seseorang yang jatuh hati pada kita. Dan aku baru benar-benar merasakannya. Ketika aku berusaha berteman dengan siapa saja, dan membuka hati untuk siapa saja, dan memperbaiki diriku semampuku, saat itu ternyata ada yang diam-diam jatuh hati. Aku mengenalnya, baru saja mengenalnya. Kerap kali ketika kita jalan bersama (bukan kencan) dia memang seperti menunjukkan ketertarikan padaku, tapi aku menganggapnya itu biasa hanya sebatas lelucon atau semacamnya. Dia cukup tinggi dan cukup tampan untuk memikat hati wanita cantik di luar sana. Aku benar-benar tak menduga bisa membuat dia jatuh hati.
Jatuh hati itu memang seperti sebuah teka teki, kita tak tahu apa yang akan menjadi jawaban selanjutnya dari pemainan itu. Satu clue saja bisa memiliki banyak ekspektasi yang membingungkan. Tapi jatuh hati itu terlalu menyenangkan, banyak hal bisa menjadi sesuatu yang membahagiakan asal ada dirinya. Melihat sosoknya dari kejauhan saja menggetarkan semua rasa bahagia.
Ya, kini aku jatuh hati pada seorang pria. Aku tak pernah berpikir aku bisa jatuh hati padanya. Pertama kali melihatnya, aku merasa biasa saja. Hingga ku temukan secarik kertas bertuliskan namanya dan ku menerka-nerka seperti apa dia. Aku juga tak menyadari sejak kapan kau menjadi penasaran dan akhirya aku kembali terjatuh. Ketika tiba waktunya kita dipertemukan dalam satu waktu, itu menjadi hari yang selalu ku nantikan. Aku mencari tahu dia seperti apa dari teman wanitaku, dan saat itu dia masih bersama wanitanya. Aku tak berputus asa, entah mengapa aku membiarkan rasa itu tumbuh begitu saja seperti tumbuhan yang selalu kita siram bersama. Kabarnya dia tak lagi bersama wanitanya tapi siapa yang tahu isi hatinya yang sesungguhnya. Tiba saatnya kita tak bisa bertemu di satu waktu yang sama lagi, aku tahu aku akan selalu merindunya, rindu suaranya, dan rindu keisenganya padaku. Dan kini sedang kujalani dan kunikmati waktu dan rasa itu. Ketika kita tak sengaja bertemu, itu menjadi hari yang paling bahagia bagiku. Ketika aku dengan sengaja mencari bahan pembicaraan untuk sekedar mengobrol dengannya di dunia maya, walalu hanya satu dua kalimat tanya itu menjadi pengobat rindu yang merongrong dalam jiwa. Ketika dia tertawa dan mengirimkan emot meledek, seolah dunia ikut bahagia. Bahkan hingga tulang-tulangku menari ria. Ketika aku melihatnya dari kejauhan, dan bahan ketika aku hanay bisa menikmati punggungnya, sungguh itu bahagia yang sederhana. Gila, tapi biar saja kunikmati salah satu keajaiban dan anugerah Tuhan yang diberikan pada setiap hati manusia.
Dia yang kusebut namanya dalam bait-bait doa, dia yang ku sapa dalam mimpi dan fatamorgana, dia yang senyumnya menggugah jiwa, dia yang suaranya terus terngiang di telinga. Hanya menyebut namanya saja aku sudah bisa tersenyum hingga pipi merona. Hanya mengingatnya saja aku sudah bisa tersenyum hingga ke dalam jiwa. Hanya memandanginya dari kejauhan saja seolah semuanya tak berwarna, hanya aku dan dia. Dia tak begitu tampan tapi senyumannya terpatri di hati. Dia gagah, dan membuatku aman dan nyaman berada di dekatnya. Dia lucu, membuatku selalu ingin tertawa. Dia sosok pemimpin yang rendah hati. Dia yang mencintaiMu dengan pengabdiannya saat ini. Dia dan dia, selalu tentangnya. Aku yang terobsesi padanya, mengendap-endap, bertanya-tanya, mencarinya dalam diam penuh harapan. Aku tahu semua sudah digariskan Tuhan, dan kita tak tahu apa yang dipilihkan. Tapi aku terus berdoa dalam keheningn, biarkan dia menjadi jodoh dunia dan akhiratku. Kepadanya ku akan mengabdikan diriku mencari jalan menuju surgaMu. Kepadanya akan kuberikan segenap anugerah kasih sayang yang telah Kau titipkan pada setiap insan. Jika Tuhan mengizinkan, aamiin.
Aku yang selalu merindunya dan mengharapkannya. Tapi dia? Bagaimana dengannya? Apakah harus ku katakan padanya? Apakah dia merasakan hal yang sama? Tuhan Maha Segalanya, dia yang membolak-balikkan hati manusia. Aku hanya bisa berdoa dan berharap sepenuhnya padaNya. Ku titipkan setiap rinduku dalam bait doa, semoga alam dan Tuhan senantiasa menyampaikannya.
Dia yang kuharap menjadi pelabuhan terakhir
dan satu-satunya yang dapat ku singgahi
Karena aku lelah harus terus berlayar
Menghadapi dinginnya angin malam dan
badai hujan serta deras debur ombak di tengah lautan
Aku ingin menepi, menetap di satu hati
Hatinya
Dariku
Subscribe to:
Posts (Atom)